Rabu, 2 Oktober 2013

Tapa Empat Kebenaran Mulia: Pemutusan Duka

Swasti Srih!


3. Kebenaran Mulia Pemutusan Duka

Dengan berlalu terus dan hapusnya tanha keinginan, meninggalkannya dan menjauhinya, kebebasan darinya, diputuskanlah darinya! Dan bagaimanakah tanha nafsu keinginan yang cuba menghinggap dan menggoda ini ditinggalkan? Bagaimana penghapusan ini datang?

"Di mana sahaja dalam lokamaya ini yang terdapat benda yang disetujui dan menyenangkan, maka ada sahaja pemutusan kepadanya! Dan apakah yang ada dalam lokamaya ini yang disetujui dan menyenangkan?

Mata dalam lokamaya yang disetujui dan menyenangkan, telinga... hidung... lidah... tubuh... minda dalam lokamaya yang disetujui dan menyenangkan, dan tanha keinginan disebabkan ini ditinggalkan, maka di situlah pemutusannya menjelma:

"Mata kesedaran, telinga kesedaran, hidung kesedaran, lidah kesedaran, tubuh kesedaran, minda ksedaran dalam lokamaya ini yang boleh disetujui dan menyenangkan, dan di situlah ditinggalkan tanha keinginan, di situlah terbitnya pemutusan duka itu!

"Pandangan mata, bunyi pada pendengaran, bauan pada hidung, sentuhan pada yang dipegang, dan bayangan pada yang masuk ke pemikiran yang disetujui dan menyenangkan, dan di situlah ditinggalkan tanha keinginan, pemutusannya tiba!

"Hubungan mata, hubungan telinga, hubungan hidung, hubungan lidah, hubungan tubuh, hubungan minda... persepsi dari pandangan, bunyian, bauan, rasa, yang disentuh pegang, bahan minda...; Azam keinginan berkaitan dengan penglihatan, bunyian, bauan, rasa, yang disentuh dipegang, bahan minda...; Tanha keinginan untuk penglihatan, bauan, rasa, yang disentuh pegang, bahan objek...; Merenung tentang penglihatan, bunyian, bauan, rasa, yang disentuh pegang dan bayangan di minda dalam lokamaya yang disetujui dan menyenangkan, dan di situlah tanha keinginan berputusan, di situlah pemutusannya.

Dan itu, wahai bhikkhu pertapa sekelian.... Digelarlah Kebenaran Mulia Pemutusan Duka!  

Tiada ulasan:

Catat Ulasan